Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang sangat kompleks dan bersifat generik yang memerlukan latihan secara bertahap dan sistematis untuk menguasainya. Untuk keperluan latihan keterampilan ini dapat dipilah-pilah, tetapi pada akhirnya harus diterapkan secara utuh dan terintegrasi.
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Pendapat yang mengatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan sudah ditinggalkan oleh semakin banyak orang. Sebaliknya, mengajar adlah perbuatan yang kompleks yaitu penggunaan secara integrative sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud ditandai oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan, sedangkan aplikasinya terjadi secara unik, dalam arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar-mengajar: tujuan yang ingin dicapai atau seperti telah dikemukakan di atas, pesan yang ingin disampaikan, subyek didik, fasilitas dan lingkungan belajar dan tidak kalah pentingnya, guru sendiri, dalam arti keterampilan, kebiasaan serta wawasannya tentang diri dan misinya sebagai pendidik.
Untuk menciptakan suasana siap mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usah-usaha memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang siap mental untuk belajar semacam itu adalah mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, pengetahuan masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang perhatian dan motivasinya telah timbul Nampak asyik dalam melakukan tugas, semangat dan kualiatas responnya tinggi, adanya pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap saran-saran guru.
. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.
Dengan demikian, kegiatan membuka dan menutup pelajaran itu tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman, menyuruh menyiapkan alat-alat pelajaran dan buku-buku yang dipakai atau memberi tugas rumah. Kegiatan-kegiatan itu memang harus dikerjakan oleh guru tetapi bukan merupakan bagian dari usaha membuka dan menutup pelajaran. Sebaliknya yang menjadi pusat perhatian dalam membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
• KEMUNGKINAN PENGGUNAAN DALAM KELAS
Kemungkinan penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam proses belajar-mengajar, sangat erat berkaitan dengan tujuan prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran yang diuraikan berikut ini:
1. Tujuan
Kegiatan membuka dan menutup pelajran yang dilakukan dengan baik akan berpengaruh poeitif terhadap proses dan hasil belajar-mengajar. Pengaruh positif itu antara lain:
- Tumbuhnya perhatian motivasi siswa untuk menghadapi tugas yang akan dikerjakan
- Mengetahui batas tugas yang akan dikerjakan
- Mempunyai gambaran jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari pelajaran
- Mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari
- Dapat menghubungkan konsep, fakta, ketrampilan atau konsep yang tercakup dalam suatu pristiwa.
- Siswa mengetahui tingkat keberhasilan dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
2. Prinsip Penggunaan
Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang mendasari penggunaan komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang harus dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
- Bermakna
Dalam usaha menarik perhatian atau dalam memotivasi, guru hendaknya memilih yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran. Cara atau uasaha yang sifatnya dicari-cari atau dibuat-buat hendaknya dihindarkan. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran mungkin sementara bisa memikat siswa tetapi gagal di dalam mewujudkan kelangsungan penguasaan pelajaran.
- Berurutan dan berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuholeh guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, atau ada kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
• KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
A. Membuka Pelajaran
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan membuka pelajaran itu meliputi : menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasI, materi acuan dan membuat kaitan. Tiap komponen terdiri dari beberapa kelompok aspek dan kegiatan yang saling berhubungan. Sebagai keterampilan maka sifatnya integrative dan ada beberapa komponen yang tumpang tindih. Komponen-komponen dan aspek-aspeknya itu adalah sebagai berikut.
1. Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
a. Gaya Mengajar Guru
Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasikan gaya mengajar guru.
Contoh: guru memilih posisi di kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya dia kerjakan dalam membuka pelajaran. Kali ini guru berdiri di tengah-tengah kelas untuk bercerita atau menyampaikan informasi awal mengenai materi yang akan diajarkan, pada kesempatan lain mungkin guru berdiri di belakang atau di muka kelas lalu bercerita dengan ekspresi wajah yang meyakinkan.
b. Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti gambar, model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa. Dengan digunakannya alat-alat bantu mengajar itu, disamping dapat menarik perhatian siswa, dapat pula menimbulkan motivasi dan memungkinkan terjadi kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal baru yang akan dipelajari.
c. Pola Interaksi Yang Bervariasi.
Variasi pola interaksi guru-siswa yang biasa, seperti guru menerangkan siswa mendengarkan atau guru bertanya siswa menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan saja. Siswa belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu agar siswa dapat tertarik perhatiannya guru hendaknya mengadakan pola interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan proses belajar-mengajar. Seperti misalnya, guru memberi perintah siswa mengerjakan perintah itu, siswa berinteraksi dengan siswa lainnya dalam diskusi kelompok kecil atau dalam suatu eksperimen, guru mengemukakan masalah yang menarik ke seluruh kelas lalu siswa diminta mengemukakan pendapat mereka, atau guru menunjukkan barang yang bisa ditonton seperti model-model yang ada manfaatnya lalu siswa diminta untuk melihatnya secara bergiliran baik secara berkelompok atau sendiri-sendiri.
2. Menimbulkan Motivasi
Sedikitnya ada 4 cara untuk menimbulkan motivasi siswa, yaitu :
a. Dengan Hangat dan Antusias
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat dan hangat. Sebab sikap yang demikian itu dapat menimbulkan faktor-faktor dari dalam yang mendorong tingkah laku dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
b. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Guru dapat meningkatkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa. Misalnya, dengan menceritakan pada siswa sejarah phytagoras yang dapat menimbulkan pertanyaan, menunjukkan suatu gambar atau mendemonstrasikan suatu peristiwa. Lalu guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan cerita, gambar, atau peristiwa tersebut. Cara-cari ini sangat baik untuk menimbulkan motivasi siswa.
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru dapat melontarkan ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari
Contoh : kita tahu bahwa segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga sisi, Lalu mengapa tower seluler dibangun oleh kumpulan segitiga-segitiga?
d. Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat dipengaruhi oleh faktor-faktor jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam menentukan aktivitas yang harus dipilih oleh guru bagi siswa suatu sekolah perlu dipertimbangkan faktor-faktor tersebut. Misalnya, siswa tersebut menganalisis bangunan yang ada di sekitar mereka, atau kendaraan-kendaraan yang lewat, dan sebagainya adalah sangat menarik minat mereka.
3. Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran tersebut.
Untuk itu cara yang dilakukan adalah :
a. Mengemukakan tujuan dan batas tugas
Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.
Contoh : misal ada tiga buah gambar segitiga siku-siku dengan posisi sisi miring yang berbeda di tiap segitiga. Siswa disuruh mengamati ketiga gambar segitiga tersbut dan menyimpulkan apa yang dilihatnya.
b. Menyarankan Langkah-Langkah Yang Akan Dilakukan
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan rumus volum kerucut. Langkah yang harus dikerjakan adalah:
- Buatlah model kerucut tanpa bidang alas dari kertas karton
- Buatlah model tabung dari kertas manila
- Isilah kerucut sampai penuh denagn pasir/beras
- Tuangkan beras/pasir tersebut ke model tabung
- Ulangi kegiatan tersebut sampai tabung penuh dengan pasir/beras
- Apa yang dapat anda simpulkan?
c. Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas
Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain.
Selain itu siswa perlu diingatkan untuk menemukan hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contoh : Periksalah bangun-bangun datar berikut ini. Tentukan bangun datar mana yang termasuk ke dalam jajar genjang. Dan jelaskan mengapa bangun datar yang lain tidak termasuk ke dalam jajar genjang?
d. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan guru sebelum mulai menjelaskan materi pelajaran akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
Contoh : Sebelum mulai mempelajari tentang mean, median dan modus, guru akan menanyakan tentang data tunggal untuk membantu siswa memahami dari mean, median, dan modus tersebut (apersepsi).
4. Membuat Kaitan
Jika guru akan mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dikenal siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman. Hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan bahan pengait.
Contoh : Usaha guru untuk membuat kaitan.
a. Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merangkum inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
b. Guru membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama yang telah dikuasai.
Contoh : Guru lebih dahulu mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian.
c. Guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci. Hal ini dilakukan karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru.
Contoh : guru lebih dahulu menjelaskan pengertian turunan sebelum ia menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan integral.
B. Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi pelajaran yang telah dipelajari.
Cara yang dapat dilakukan adalah :
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi
- Merangkum inti pelajaran
Misalnya : siswa diminta membuat rangkuman secara lisan tentang pelajaran yang beru dipelajarinya, jika rangkuman yang dibuat siswa itu salah atau kurang sempurna, guru harus membenarkan rumusan tersebut.
- Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).
Misalnya : setelah siswa mempelajari secara individual tentang kubus, guru meminta siswa menyebutkan inti materi yang dipelajari. Sementara itu guru menuliskan inti materi pelajaran yang ditemukan siswa-siswa di papan tulis.
2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi.
Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi
a. Mendemonstrasikan ketrampilan
Contoh : misalnya setelah siswa membuat kerangka kubus, guru dapat meminta siswa untuk menjelaskan komponen yang ada dalam kubus tersebut.
b. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
Contoh : setelah guru menerangkan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal persamaan.
c. Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
Contoh : misalnya, setelah penje;asan seorang siswa mendemonstrasikan sisi miring di depan kelas, lalu siswa lain diminta untuk mengemukakan pendapat mereka tentang sisi miring yang sudah dijelaskan tadi.
d. Soal-soal tertulis
Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian maupun tes objektif, dan melengkapi lembaran kerja.
1.Kesimpulan
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan.
2.Saran
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran anatara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam proses belajar-mengajar, maka sangat perlu bagi setiap guru dan calon guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.
> niy tugas makalah kelompokquw^^
> kalo yang di bawah ini ngambil dari site lain^^v
KETERAMPILAN BERTANYA
Guru perlu menguasai keterampilan bertanya karena:
guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah,
murid belum terbiasa mengajukan pertanyaan,
murid harus dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal, dan
adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain:
mendorong siswa untuk berpikir,
meningkatkan keterlibatan siswa,
merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan,
mendiagnosis kelemahan siswa,
memusatkan perhatian siswa pada satu masalah, dan
membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik.
Keterampilan bertanya dasar terdiri dari komponen-komponen:
pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat,
pemberian acuan,
pemusatan,
pemindahan giliran,
penyebaran,
pemberian waktu berpikir, dan
pemberian tuntunan.
Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen:
pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
pengaturan urutan pertanyaan,
penggunaan pertanyaan pelacak,
peningkatan terjadinya interaksi.
Dalam menerapkan keterampilan bertanya dasar dan lanjut, guru memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
kehangatan dan keantusiasan
menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak, mengulang jawaban siswa, mengajukan pertanyaan ganda, dan menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan.
waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar,
susun pertanyaan pokok dan nilai pertanyaan tersebut sesudah selesai mengajar.
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL dan PERORANGAN
Pada dasarnya, siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan lainnya. Untuk menampung perbedaan ini, variasi pengorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil dan perorangan perlu digalakkan.
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud, jika terpenuhi syarat-syarat berikut:
Ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru - siswa dan siswa - siswa.
Siswa belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara, dan minat sendiri.
Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya.
Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar.
Guru dapat memainkan berbagai peran.
Pengorganisasian kegiatan fiskal, kelompok kecil, dan perorangan dapat dibuat dengan berbagai variasi, sesuai dengan topik/tujuan, kemampuan siswa, serta waktu dan fasilitas yang ada.
Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus menguasai 4 kelompok komponen keterampilan dengan subkomponennya.
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
Keterampilan mengorganisasikan.
Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.
Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar.
Agar pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal, antara lain:
Tidak semua topik dapat disajikan dalam format kelompok kecil dan perorangan.
Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap.
Pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan, dan waktu harus dilakukan secara cermat.
Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa saling belajar, dan
Guru harus mengenal siswa secara pribadi.
KETERAMPILAN MENGAJAR VARIASI
Variasi di dalam kegiatan belajar-mengajar dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar murid yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Komponen keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
Variasi dalam gaya mengajar yang meliputi:
Variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, pergantian posisi guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik.
Variasi pola interaksi dan kegiatan.
Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar, dilihat,dan dimanipulasi.
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip yang meliputi: kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/bahan yang memerlukan penataan khusus.
Setelah membaca rangkuman, tiba saatnya Anda mengerjakan tes formatif yang tersedia berikut ini. Kerjakan tes tersebut secara jujur karena kejujuran menentukan tingkat/kualitas keberhasilan Anda yang sesungguhnya.
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman murid adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan murid memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan murid dalam kegiatan belajar-mengajar.
Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
Merencanakan materi penjelasan yang mencakup:
menganalisis masalah,
menentukan hubungan, dan
menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai
Menyajikan penjelasan, yang mencakup:
kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif,
pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai bariasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian, dan
balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan maupun melalui tugas.
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu memperhatikan karakteristik siswa yang diberi penjelasan serta materi/masalah yang dijelaskan.
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Guru perlu menguasai keterampilan membimbing diskusi kelompok
musyawarah (diskusi) sudah membudaya dalam masyarakat Indonesia,
tiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki keterampilan,
keterampilan berdiskusi memimpin diskusi tidak dibawa sejak lahir, serta
diskusi punya peran khusus dalam pencapaian, tujuan pendidikan yang bersifat pembentukan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan.
Diskusi kelompok kecil dapat terjadi jika syatat-syarat berikut dapat dipenuhi
Jumlah anggota kelompok 3 - 9 orang
Terjadinya tatap muka informal
Ada tujuan yang ingin dicapai
Berlangsung secara sistematis
Komponen keterampilan membimbing diskusi kecil terdiri dari:
memusatkan perhatian
memperjelas masalah/urusan siswa
menganalisis pandangan siswa
meningkatkan uraian siswa
menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan
menutup diskusi.
Agar dapat menerapkan keterampilan di atas secara efektif, guru harus memperhatikan beberapa hal antara lain:
kesesuaian diskusi dengan topik bidang studi yang dibahas
kekuatan dan kelemahan diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar
perencanaan dan persiapan yang matang
iklim diskusi yang terbuka dan bersahabat, dan
pemilihan topik diskusi yang tepat
Akhirnya tiba kesempatan Anda untuk mengerjakan Tes Formatif 1 yang tersedia berikut ini.
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas mengacu kepada pengaturan orang dan barang yang memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal sangat menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu guru perlu menguasai keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.
Dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dibedakan dua masalah yaitu masalah instruksional dan masalah pengelolaan. Guru harus dapat membedakan kedua masalah tersebut agar dapat menanganinya secara tepat. Masalah instruksional harus diselesaikan secara instruksional, sedangkan masalah pengelolaan harus diselesaikan secara pengelolaan.
Komponen keterampilan mengelola kelas terdiri dari 2 kelompok, yaitu keterampilan yang bersifat preventif dan keterampilan yang bersifat represif. Keterampilan yang bersifat preventif berkaitan dengan usaha mencegah terjadinya gangguan, yang dapat ditunjukkan dengan:
sikap tanggap
membagi perhatian
memusatkan perhatian kelompok
memberikan petunjuk yang jelas
menegur, dan
memberi penguatan
Keterampilan yang bersifat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang muncul, yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan.
Modifikasi tingkah laku, yang mencakup:
meningkatkan tingkah laku yang diharapkan,
mengajarkan tingkah laku baru, dan
mengurangi/menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
Pengelolaan kelompok, yang menekankan pemecahan masalah melalui diskusi kelompok.
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Agar dapat mengelola kelas secara efektif guru harus memperhatikan beberapa hal di samping harus menghindari sejumlah perilaku yang dianggap mudah menimbulkan gangguan.
KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
Penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik, yang mewajibkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku baik tersebut.
Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif, menumbuhkan rasa percaya diri, memelihara iklim kelas yang kondusif.
Penguatan dapat dibagi menjadi penguatan verbal dan non-verbal. Penguatan verbal diberikan dalam bentuk kata-kata/kalimat pujian, sedangkan penguatan non-verbal dapat berupa mimik dan gerakan tubuh, gerak mendekati, sentuhan kegiatan yang menyenangkan, serta benda dan simbol. Penguatan dapat juga diberikan dalam bentuk penguatan tak penuh, jika respon/perilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan.
Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.
Kehangatan dan keantusiasan
Kebermaknaan
Hindari respon negatif
Penguatan harus bervariasi
Sasaran penguatan harus jelas
Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar